Ketupat menjadi hidangan wajib ada bagi masyarakat Muslim Indonesia setiap Hari Raya Idul Fitri. Padahal, jika diamati hidangan ketupat sebenarnya tak ada di negara-negara Timur Tengah. Dari mana sebenarnya tradisi makan ketupat ini berasal? "Menurut cerita rakyat, ketupat itu berasal dari masa hidup Sunan Kalijaga, tepatnya di masa syiar Islamnya pada abad ke-15 hingga 16.
Sunan Kalijaga menjadikan ketupat sebagai budaya sekaligus filosofi Jawa yang berbaur dengan nilai ke-Islaman," kata sejarawan kuliner sekaligus penulis buku "Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Makanan Indonesia", Fadly Rahman.
Masyarakat Jawa dan Sunda menyebut ketupat sebagai kupat yang berarti ngaku lepat atau mengakui kesalahan. Simbolisasi lain dari ketupat, menurut Fadly, laku papat (empat laku) yang juga melambangkan empat sisi dari ketupat.Adapun laku papat itu adalah:
- Lebaran bermakna usai, menandakan berakhirnya waktu puasa. Berasal dari kata lebar yang artinya pintu ampunan telah terbuka lebar.
- Luberan Bermakna meluber atau melimpah. Sebagai simbol ajaran bersedekah untuk kaum miskin.Pengeluaran zakat fitrah menjelang lebaran pun selain menjadi ritual yang wajib dilakukan umat islam, juga menjadi wujud kepedulian kepada sesama manusia.
- Leburan Maknanya adalah habis dan melebur.Maksudnya pada momen lebaran, dosa dan kesalahan kita akan melebur habis karena setiap umat islam dituntut untuk saling memaafkan satu sama lain.
- Laburan,Berasal dari kata labur atau kapur.Kapur adalah zat yang biasa digunakan untuk penjernih air maupun pemutih dinding. Maksudnya supaya manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batin satu sama lain.
Nek Kalongan bodo yo mangane lontong. Nek bodo besar Idul Adha nembe ketupat. Tapi arep bodo yo ono sing adol bungkus ketupat. Kuwi tradisi nggoku Kalongan, Kraton pedek stasiun.
BalasHapus