Mengenal Kain Basurek, Kain Bermotif Batik Khas Bengkulu

INAWALA, BUDAYA - Kain Besurek merupakan karya budaya dari Provinsi Bengkulu yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak benda pada tahun 2015. Karya budaya ini masuk dalam domain Keterampilan dan Kemahiran Kerajinan Tradisional dengan nomor pencatatan 201500208. Kain Basurek merupakan kain bercorak kaligrafi yang menjadi penanda akulturasi budaya Arab di daerah Bengkulu. 

Sejarah awal perkembangan Kain Besurek bermula saat hijrahnya pahlawan Pangeran Sentot Alibasyah beserta keluarga dan pengikutnya ke daerah Bengkulu. Hal ini dibuktikan oleh pengrajin dan pemakai Kain Besurek awalnya sebagian besar berasal dari keturunan Pangeran Sentot Alibasyah. 

Lalu siapa Pangeran Sentot Alibasyah ? 

Nama aslinya Sentot Prawirodirdjo yatau orang-orang mengenalnya sebagai Sentot Ali Basya. Ia adalah seorang panglima perang pada masa Perang Diponegoro. Gelar Ali Pasha yang juga berarti Panglima Tinggi diberikan oleh Pangeran Diponegoro karena terinspirasi militer kerajaan Turki. 

Dalam perjuangannya melawan penindasan kerajaan Belanda di tanah jawa Sentot dibujuk Belanda untuk meletakkan senjata pada tanggal 1829 dan dikirim ke Sumatra Barat untuk melawan pemberontakan para ulama dalam Perang Padri. 

Namun itu semua tidak lain merupakan strategi yang monumental dalam upaya mendapatkan persenjataan dari kerajaan Belanda, untuk digunakan dalam membantu perjuangan Tuanku Imam Bonjol melawan penjajahan Belanda dan Kaum Adat dipimpinan oleh Yang Dipertuan Pagaruyung waktu itu Sultan Alam Bagagarsyah dalam Perang Padri. Sentot Prawirodirjo wafat dalam usia 48 tahun dalam pembuangannya oleh Belanda di Bengkulu.
Secara etimologis ‘Besurek’ berasal dari kata ‘be’ termasuk awalan dengan pengertian ‘ber’ dan ‘surek’ yang berarti ‘surat’ atau ‘tulisan’. Sehingga, ‘Kain Besurek’ memiliki arti kain yang telah dipenuhi dengan surat atau tulisan berciri kaligrafi Arab. Corak kaligrafi arab menjadi ciri motif dari kain besurek yang terbagi atas tujuh jenis motif dasar Kain Besurek antara lain: 

1. Motif Kaligrafi Arab dipakai oleh pembantu Raja penghulu dan pengapit pengantin dalam  ritual adat pernikahan sebagai destar atau penutup kepala. Umumnya motif jenis ini berwarna biru. 

2. Motif Rembulan dan Kaligrafi Arab dikenakan oleh calon pengantin perempuan dalam salah satu rangkaian ritus adat pernikahan yaitu acara siraman. Motif Rembulan dan Kaligrafi Arab identik dengan warna merah. 

3. Motif Kaligrafi Arab Kembang Melati digunakan untuk ritual adat cukur bayi dengan warna dominan merah manggis. 

4. Motif Kaligrafi Arab Burung Kuau dipakai dalam pada rangkaian upacara perkawinan oleh calon pengantin putri ziarah kubur. Dominasi warna pada motif ini adalah merah. 

5. Motif Pohon Hayat Burung Kuau Kaligrfi Arab digunakan pada hiasan yang disampirkan dalam bilik pengantin. Dominasi warna biru sangat kentara dalam motif ini. 

6. Motif Kaligrafi Arab Kembang Cengkih Kembang Cempaka dipakai dalam rangkaian ritual adat bedabung yaitu upacara mengikir gigi. Merah kecoklat-coklatan merupakan warna yang mendominasi dalam motif ini. 

7. Motif Kaligrafi Arab Relung Paku Burung Punai dengan dominasi warna merah dipakai sebagai hiasan pembalut ayunan cukur bayi. 

Seiring waktu berjalan, penggunaan Kain Besurek tidak lagi terbatas pada perayaan atau upacara-upacara adat, melainkan telah digunakan untuk berbagai keperluan seperti pakaian untuk acara resmi kedinasan, busana muslim, pakaian santai dengan modifikasi desain motif Kain Besurek. Hal ini membuktikan kalau perhatian pemerintah daerah setempat dan masyarakat Bengkulu begitu besar, sehingga tidak heran jika kini Kain Besurek berkembang sangat pesat.

Untuk Yang Ingin Berbagi Informasi Silahkan Bisa Dikirim ke Contact Us

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama